Minggu, 01 April 2012

Misteri Padepokan Gunung Talang




Suatu malam saat melihat tayangan di salah satu stasiun TV swasta yang mengulas tentang sisi gaib dari Padepokan Gunung Talang, ingatan saya terbawa ke suatu daerah yang tidak asing dengan masa kecil saya.
Dulu saya pernah tinggal di sekitar daerah padepokan Gunung Talang. Cukup lama, kira-kira 14 tahun saya berdomisili di sekitar pesanggrahan tersebut sehingga tempat itu cukup familiar bagi saya. Padepokan Gunung Talang terletak di Kelurahan Bendan Dhuwur Kecamatan Gajahmungkur Semarang.




           Tidak susah untuk mencari lokasi tersebut, sangat dekat dengan Jembatan Besi pertigaan ke arah Unnes dan Jatingaleh. Jika dari arah sampangan ada pertigaan Jembatan Besi jika terus ke arah Unnes dan kekiri arah Jatingaleh. Tepat di kiri pertigaan itu terdapat kawasan "hutan kecil" yang rimbun banyak pepohonan, diatas hutan itulah terdapat padepokan Gunung Talang. Jalan untuk menuju tempat tersebut cukup lebar bisa dilalui mobil namun terkesan singup karena banyak terdapat pepohonan dikanan kiri, selain itu jika memasuki malam hari tidak ada penerangan sehingga gelap dan menyeramkan. Diradius 100m dibawah padepokan sebenarnya ada beberapa rumah tapi jarak dari satu rumah dengan rumah yang lainnya cukup jauh. Selain itu, disitu juga terdapat kompleks pemakaman yang membuat daerah sekitar itu semakin menyeramkan.

       Padepokan Gunung Talang sendiri dahulnya digunakan sebagai tempat berlatih pencak silat namun sekarang sudah ditinggalkan. Bangunanyapun tidak terawat dan dipercaya penduduk sekitar banyak penghuni gaibnya. Banyak stasiun TV swasta yang menayangkan keangkeran Padepokan Gunung Talang, tentunya pada program yang menonjolkan sisi misteri seperti Dunia Lain, Dua Dunia, dan beberapa program TV lokal.

        Cerita yang tumbuh di masyarakat, padepokan tersebut dihuni oleh berbagai makhluk halus, pemimpinnya adalah makhluk halus yang berbentuk ular.Sebagai orang yang cukup lama tinggal di sekitar padepokan, tentunya cerita misteri tentang keangkeran Padepokan tersebut sudah menjadi makanan sehari-hari. Sewaktu kecilpun saya sering bermain kepadepokan tujuannya tak lain hanya untuk merasakan atmosfer keseramannya.

Jujur kalo saya sendiri belum pernah bersinggungan dengan penghuni padepokan, namun
Tetangga saya banyak yang memiliki pengalaman ghaib. Sebut saja mbah Tris, sebagai tetua kampung banyak sekali pengalaman ghaib yang telah dia rasakan, salah satunya mendapatkan sepasang batu merah delima yang tidak bisa dipisahkan. Selain itu ada lagi tetangga saya bernama Tata, dia kerasukan penunggu padepokan Gunung Talang. Saya masih ingat betul ketika Tata kerasukan, ketika itu selepas magrib warga di gegerkan dengan seorang warga kampung yang kesurupan. Saat kesurupan tersebut sosok di tubuh Tata mengaku sebagai Ratu penghuni Padepokan Gunung Talang, penghuni gaib tersebut tidak terima tempatnya diobrak abrik. Warga menghubung-hubungkan kejadian itu ada hubungannya dengan acara Dunia Lain, karena beberapa hari sebelum kesurupan itu padepokan tersebut dipakai untuk Uji nyali. Warga berasumsi bahwa penghuni padepokan tersebut tidak terima tempatnya diobrak abrik oleh tim uji nyali. Untuk mengeluarkan sosok ghaib dari tubuh Tata sangat sulit buktinya beberapa pemuka agama di kampung saya tidak berhasil mengeluarkannya dari tubuh Tata.Butuh waktu berjam - jam untuk mengeluarkan makhluk tersebut dari tubuh Tata. Selain itu warga disekitar padepokan gunung talang juga sering "diliatin" makhluk halus seperti pohon yang berubah jadi pocong, ataupun dikejar makhluk halus berbentuk api (orang jawa sering menyebutnya dengan Banaspati).

         Karena terkesan sepi dan singup maka padepokan juga sering dijadikan sebagai tempat memadu kasih. Saya sempat berfikir apa gak takut mereka pacaran ditempat wingit, ntar klo pacarnya berubah jd setan gimana???heheheh. Tapi mungkin cinta memang buta, sehingga tidak bisa membedakan tempat yang angker dengan tempat romantis heheheh. Padahal menurut kesaksian masyarakat sekitar padepokan, jaman dulu ada kejadian yang menghebohkan warga. Disuatu pagi seorang pencari batang kayu menemukan sepasang kekasih yang meninggal di padepokan. Posisi meninggalnya pasangan tersebut masih bersetubuh dan (maaf) alat kelamin dari keduanya gantet tidak bisa dipisahkan. Makanya jangan berbuat mesum di tempat wingit, kalo sudah kaya gitu apa gak menakutkan?? heheheheh

       Diluar dari kisah keangkerannya sebenarnya padepokan merupakan bangunan yang bersejarah dan perlu dilestarikan karena dari sinilah Jawara - jawara pencak silat Semarang lahir dan digembleng.  Sayangnya bangunan ini ditinggalkan, tidak ada yang mengurusi dan dibiarkan mangkrak.Padepokan tersebut apabila dikelola dengan baik dapat menjadi sarana olahraga bagi masyarakat, dan juga wisata lokal, karena di kelurahan ini juga terdapat hutan kota Gunung Talang.

Yg berminat siLahkan berwisata ghaib ke Gunung Talang hehehehhe....




Senin, 20 Februari 2012

Foto Penampakan Lawang Sewu

          Di tulisan saya sebelumnya yg bercerita tentang pengalaman wisata malam saya di Lawang Sewu, saya sempat menyampaikan kalau tidak ada "orang" lain yang ikut gabung dalam foto saya. Ternyata setelah saya amati ada "mbak" yang ikut nimbrung di foto heheheh (pengen eksis juga ntu si mbak)








    Foto (kiri) itu saya ambil pada tanggal 14 Januari 2012 sekitar pukul 2.00 dini hari, diambil dengan kamera dari BB dan tanpa saya edit sama sekali (kecuali lingkaran merah penanda penampakan). 

   Awalnya saya tidak ngeh jika ada "mbak" yang ikut nimbrung. Namun ketika tanggal 20 Februari 2012 saya menuliskan tentang Lawang Sewu dan mengikutsertakan foto tersebut, saya merasa janggal dengan salah satu foto yang saya upload di blog saya. Setelah itu saya zoom foto tersebut, lalu saya menggunakan aplikasi screen muncher yang tersedia di BB saya untuk mengambil hasil zoom saya dr HP. 

   Dari situ saya dapat melihat ada "orang" yang ngintip dari Lantai 2 Lawang Sewu. Awalnya saya sempat ragu, dan mengira itu hanya efek dari cahaya, setelah saya amati lebih lanjut dan ditambah opini teman2 yang saya tunjukkan foto ini, saya simpulkan bahwa ada "mbak" yang ikut nimbrung di foto saya heheheh.

   Terlepas dari penampakan yang 'ikut serta' didalam foto, sebenarnya Lawang Sewu memiliki keindahan yang khas dan menawan sehingga cocok untuk diabadikan dalam foto.Tak jarang banyak pasangan yang memilih Lawang Sewu sebagai lokasi prewedding.

     Bagi masyarakat luar Semarang,Saya sarankan untuk berkunjung ke Semarang karena potensi wisata di Semarang tidak kalah menarik dengan Kota lainnya. Wisata Religi, Kuliner, Budaya, Alam, Belanja semuanya tersedia di Semarang. Ditunjung dengan masyarakat yang ramah, membuat Anda akan betah berada di Semarang. Namun jangan lupa berkunjung ke Lawang Sewu, karena Rasanya kurang lengkap jika ke Semarang tanpa singgah ke Lawang Sewu.
Saya tunggu kehadiran Anda di kota tercinta,,,, Ayo Wisata ke Semarang...!!!!

Episode Lawang Sewu,,

         Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah, yang terletak di pantai utara Jawa Tengah. Semarang memang identik dengan Lawang Sewu, namun sebenarnya masih banyak tempat wisata lain yang tidak kalah menarik dari gedung bekas kantor kereta api peninggalan kolonialisme Belanda tersebut. Memang tidak salah jika pada umumnya masyarakat di luar Semarang tidak mengetahui tempat-tempat bersejarah yang layak jadi tujuan wisata di kota yang pernah dijuluki sebagai “Venice van Java” ini.
    Sebagai orang Semarang asli yang lahir, tumbuh, hidup di Semarang, saya ikut terpanggil untuk mempromosikan potensi wisata yang ada di Semarang :-p

Lawang Sewu

           
    Siapa yang tidak kenal bangunan ini, bangunan bersejarah yang semakin populer karena pernah menjadi tempat uji nyali salah satu stasiun TV swasta dan menjadi judul salah satu film yaitu "Lawang Sewu, Dendam Kuntilanak". Lawang sewu merupakan bangunan yang unik dan khas tak ada duanya di Indonesia bahkan di dunia.
    Lawang Sewu tempatnya sangat strategis dan mudah ditemukan, karena berada disalah satu sisi persimpangan Tugu Muda. Gedung Lawang Sewu dibangun pada tahun 1903 dan selesai serta diresmikan pada tanggal 1 Juli 1907. Bangunan berlantai 2 ini dijadikan kantor pusat Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij atau dikenal NIS dan ada kabar, dulu bangunan ini sebagai tempat pengurusan administrasi dan kemiliteran yang ada di Semarang. Bagian depan bangunan bersejarah ini dihiasi oleh menara kembar model gothic dan membelah menjadi dua sayap, memanjang kebelakang yang mengesankan kokoh, besar dan indah. Gedung megah bergaya art deco yang bercirikan ekslusif yang berkembang pada era 1850-1940 di benua Eropa itu, menjadi salah satu karya dua arsitek ternama Belanda yaitu: Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J Queendag. Lawang Sewu terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau di sudut jalan Pandanaran dan jalan Pemuda. Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu), ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu.
     Kesan angker dari Lawang Sewu ini sebenarnya sudah tidak terlihat setelah dipugar dan ditata cantik. Tapi tidak bisa dipungkiri, ketika memasuki kawasan Lawang Sewu pasti akan merasakan 'athmosphere' yang berbeda. Tidak percaya?? Silahkan coba hehehe...
      Lebih Seru lagi jika berkunjung pada malam hari, pengelola menyediakan tour guide yang siap menemani anda. Saya sendiri pernah mencobanya, kebetulan Saudara dari NTT berwisata ke Semarang, saya diminta menemani untuk mengunjungi Lawang Sewu pada dini hari. Tidak tanggung- tanggung jam 02.00 WIB saya memberanikan diri untuk kesana. Padahal saya & saudara saya hanya berdua, dan cewek semua. Memang pengalaman yang gila hehehe.
           Jarak rumah ke Lawang Sewu sebenarnya cukup dekat, tidak sampai 5 menit sudah sampai. Ketika sampai disana, kami sempat kecewa karena ternyata pintu gerbang Lawang Sewu sudah ditutup. Yang tersisa hanya ada dua penjangga. Tanpa pikir panjang, kami memutuskan untuk berfoto diluar gerbang saja.
Lawang Sewu dari Luar









   Ketika asyik  berfoto, tiba-tiba salah satu penjaga Lawang Sewu menghampiri kami. Sebenarnya waktu itu saya kaget, saya kira mau dimarahi, tapi ternyata kami diizinnkan untuk masuk (padahal sebenarnya sudah tutup :-p).
    Akhirnya, tepat pukul 02.10 menit kami memberanikan diri untuk masuk ke dalam Lawang Sewu. Sungguh pengalaman yang gila apalagi kami cewek dan hanya berdua. Lucunya lagi, ketika ada rombongan lain yang terdiri dari dua cowok hendak ikut masuk penjaga tersebut langsung segera menutup gerbangnya (agak sedikit deskriminatif ya hehe)
        Penjaga itu menceritakan pengalamannya selama menjaga Lawang Sewu. Kata dia (saya lupa nama penjaga itu hehe) banyak sekali pengalaman baik yang dia rasakan maupun teman-teman lainnya sesama penjaga dan tour guide."Kalau hanya dilihatin 'sosok' penunggu Lawang Sewu sudah makanan sehari-hari mbak" kata penjaga ketika saya bertanya pengalamannya selama ini.
        Kalo saya sendiri sebenarnya selama ini  hanya mendengar "keangkeran" Lawang Sewu dari cerita yang tumbuh di masyarakat. Sudah tak terhitung saya mengunjungi Lawang Sewu dan alhamdullilah tidak "dilihatin" (saya gak minta lho).

Add caption

   Banyak sih, foto-foto teman yang diambil di Lawang Sewu dan ada gambar "orang" yang ikut nimbrung. Tapi alhamdullilah foto-foto saya ambil gag ada orang yang ikut nimbrung hehehe.
     Saya sedikit berbagi cerita apa yang saya dengar dari teman-teman yang sudah pernah diajak "berkenalan" dengan penghuni Lawang Sewu.
     Ceritanya seperti ini, didekat rumah saya ada rumah kost yang baru saja ditempati siswa diklat pelayaran dari Banyuwangi. Kira-kira ada 15an orang yang menempati kost tersebut. Meskipun warga baru, tapi mereka mudah bersosialisasi dengan warga lama termasuk saya. Suatu malam kira-kira pukul 11.00WIB saya dan mama masih ngobrol di teras rumah. Saat asyik ngobrol itu rombongan tadi berjalan melewati rumah saya. Karena saya termasuk orang yang ramah (PD wkwk) maka ketika mereka lewat, 

saya menyapa mereka, "darimana mas malam-malam gini?".
 "Jalan-jalan mbak, dari Lawang Sewu" kata salah satu dari mereka. 

   Saya dan mama langsung, menyuruh mereka mampir untuk menceritakan pengalamam mereka jujur kami penasaran apa yang mereka alami di Lawang Sewu. Lima dari lima belas orang itu bersedia mampir kerumah saya.

Mama bertanya "Lha sampeyan di Lawang Sewu ngapain mas kok malem-malem kesana".

Salah satu dari mereka dengan santainya menjawab
"Ternyata di dalam  Lawang Sewu itu rame ya bu, kaya pasar, banyak orang yang jual beli disana" (saya & mama cuma terdiam dan menelan ludah). 

Orang yang lain menambahi " iya bu, beneran rame di dalam. Padahal sudah malam, saya saja tadi dipaksa salah satu penjual pakaian yang ada di dalam Lawang Sewu untuk membeli dagangannya" (saya & dan mama semakin penasaran campur merinding juga sich dengernya).

Wahyu salah satu dari mereka juga menambahi " Apa di Lawang Sewu mau ada acara to mbak? soalnya waktu di lantai tiga kami melihat ada orang yang sibuk ngebuat panggung, waktu saya tanya katanya mau ada konser, ini saya dapat tiket gratis dari orang yang ngebuat panggung" (sambil mengambil lembaran kertas dari saku celananya).
      
      Tulisan yang masih dapat terbaca adalah "Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappi" tertera tanggal 23 Mei 1923. Pada saat itu saya menerka - nerka "spoorweg" seperti bahasa Jawanya kereta api "sepur". Saya menduga itu adalah tiket kereta api pada masa itu. Setelah saya mencoba mencari di google pada pagi harinya ternyata dugaan saya benar Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappi adalah kantor jawatan kereta api pada masa itu.
     Saya menerangkan pada rombongan itu bahwa Lawang Sewu itu tempat yang terkenal angker, tidak mungkin ada yang berani berjualan malam-malam, apalagi membangun panggung didalamnya. Ketika saya menjelaskan itu, tampak raut muka mereka yang kaget dan tak percaya.
      Mama memberi nasehat kepada rombongan itu " Mas, kalau pergi ke tempat yang wingit jangan lupa berdoa dan ucap salam biar tidak diganggu, apalagi kalian bukan asli orang sini"
Mereka yang ketakutan langsung pamit pulang dan membuang "tiket" itu.
    Itulah sedikit pengalaman cerita teman-teman yang diajak "berkenalan" di Lawang Sewu. Sebenarnya masih banyak sich cerita teman-teman yang "dilihatin" berbagai macam jenis penghuni Lawang Sewu, bahkan sampai ada yang hilang waktu berkunjung kesana mungkin di lain kesempatan akan saya ceritakan. 
      Terlepas dari cerita misteri yang berkembang, bagi masyarakat Semarang, Lawang Sewu merupakan Kebanggan. Apalagi setelah dipugar,dan ditata rapi oleh Pemkot Semarang kesan yang timbul dari Lawang Sewu tidak lagi seram tapi indah, unik, eksotis dan menawan.
    Untuk tempat wisata yang lainnya di Semarang akan saya ceritakan pada episode berikutnya :-). Pesona Semarang itu memukau dan Ayo Wisata ke Semarang :-)....!!!!
              

Minggu, 19 Februari 2012

oLivemu menunggu

terlampau jauh dan teramat lama u mninggalkanku,,
mungkin rinduku lebih hebat dibanding ombak yg mngguncang kapalmu,,
cintakupun lebih dalam dari samudra yg kau arungi...
gelisah mbelenggu diujung penantianku...
tetap berlayarlah sayang,,, jgn hiraukan sepiku yang meradang....
setiaku tetap tertuju pada satu namamu...
teriring pula doaku utk setiap pelayaranmu...
dan harapku hanya satu,,,
menjadi pelabuhan cinta terakhir yg kau tuju.....